puisi cinta

Rindu adalah tali yang tak pernah putus
Merentang di tiang hati, di tiang mimpi
Kadangkala di singgahi burung yang mengelakkan kabut
Pada pagi dingin yang mengaburkan sinar matahari

... Rindu adalah tiang yang tak pernah tumbang
Tegak dilorong kehidupan, disepanjang labuh usia
Disitu tergantung lampu kenangan dan ingatan
Biarpun hari semakin tua dan kelam sudah bermula

Rindu adalah lorong yang tak pernah tertutup
Dari musim ke musim ia menjadi laluan
Pengembara yang mencari cintanya yang hilang
Disitu rumput yang telah lama bertukar warna
Bunga dan daun silih berganti segar dan kuncup

Rindu adalah musim yang tak pernah tentram
Resah datang gelisah berulang mengusik nasib
Hanya dzikir dan do’a menjadi penawar mereda pedih dan sakit
Dan sesekali puisi menjadi nyanyian yang mengharukan
Dalam senyap air mata perlahan-lahan menitik..

( ayyukk,, menagis masal) qiqiqi.... @K__A ----------------->)))):>

Sepertinya aku harus berjalan di jalanku.
Tanpa cinta yang begitu ku sanjungi.
Meratapi aku tak lagi peduli.
biarlah dia berlalu dari hidupku.

... Kapasku kini telah berwarna.
Seperti pelangi tak lagi ceria.
Meski duka di ujung nyawa.
Aku akan bahagia meski berada di pelukan duka.

Akan ku coba menatap mentari.
Berjuang tuk menata diri.
Dari cinta hitam yang sepi.
Dari sekilas datangnya mimpi ngeri.
Aku akan bertahan.
Dan terus bertahan.

Kenanganku tenggelam dalam keheningan
memaku langkah kakiku di malam kelam
raga membujur bisu tanpa polah
hanya tetes netra pilukan kidung semesta..


Bibirku hanya mampu menggumam kata
melaknat titian kisah kasih lara
menuai serangkai kata memecah rasa
"Persetan dengan apa yang mereka bilang Cinta..."

Selaksa debu berterbangan tertiup angin
biarlah jiwaku kini terombang-ambing
meninggalkan sebuah hati berkarat
lapuk, membusuk dalam laknat..

Kini, yang tertinggal hanya jasad tanpa nyawa
melepuh tanpa daya di pagi berkabut nestapa
tiada lagi terdengar bisik indah sanubari
karna dia telah pergi, dan entah kapan dia kan kembali...

di hati ini.....

ArilPace